system kendaraan

Selasa, 12 Januari 2010
disalin dari >>> http://www.motorplus-online.com/index.php/article/detail/id/1139

2684safety-matic-axl-1.jpgSoal kepraktisan, fleksibilitas dan kemudahan riding, motor matik memang paling sip. Di tempat sempit dan padat, bodi dan rake ideal, kisaran 26.5 derajat membuatnya gampang nyelip. Belum lagi operasional gas dan rem yang ringkas, semua dilakoni di tangan hingga rider pemula pun dengan mudah menguasai. Jadi nggak heran kalau saat ini memang eranya matik.

Soal kekurangan? Pastinya ada, Bro. Nggak ada satu genre motorpun yang sempurna, bukan begitu? Motor matik punya beberapa ‘bahaya’ yang layak diwaspadai. Informasi ini layak sekali untuk dicermati agara kita tetap safety dalam mengendarai. Yuk sama-sama kita uraikan.

Paling awal adalah sistem matik. Tomy Ernawan petinggi Suzuki punya kisah yang layak jadi pelajaran. Rekannya yang pakai matik membawa anaknya di depan dan berhenti di sentra penjualan gorengan. “Ia tidak mematikan motor. Saat parkir itulah anaknya tanpa sengaja memelintir gas dan motor bergerak tak terkendali dan menabrak penggorengan yang panas,” kisah Tomy.2685safety-matic-axl-2.jpg

Ini adalah kenyataan betapa bahayanya sistem otomatis jika sedang iddle. Ia tak bisa dalam posisi netral seperti halnya semi otomatis atau sistem kopling manual Tips paling aman adalah membiarkan mesin dalam keadaan mati saat motor parkir.

Berikutnya, soal diameter roda. Kenapa motorcross berdiameter roda gede? Malahan ban depannya berukuran 21 inci. “Makin lebar diameter makin digdaya menaklukan jalan jelek dan lubang,” jelas Herry Axl, mantan tracker nasional, fotografer Em-Plus dan juga instruktur MOTOR Plus Safety Course.

Nah dalam kondisi kebalikannya, roda yang berdiameter kecil seperti matik yang berdiameter 14 inci sangat rentang menghadapi lubang, speedtrap atau gundukan landai rapat dan banyak dan hambatan lainnya. Mengingat kondisi jalan sekarang yang rusak di beberapa bagian termasuk perubahan aspal-beton dengan ketinggian berbeda, pemakai skubek wajib ekstra waspada.

Lanjut ke dimensi motor. Dibanding motor laki, skubek lebih kecil. Berat motor yang dibawah 100 kg membuat mereka semakin rentan terkena angin samping dari kendaraan besar. Kemungkinan oleng sangat besar.

Pengereman pun perlu diwaspadai. Pengereman di tangan membuat kordinasi antar tangan kiri (rem belakang) dan kanan (rem depan) membingungkan. Apalagi pembagian persentasi besar kecil rem belakang dalam beberapa situasi mengandung kelemahan. “Beda dengan rem belakang kaki dan depan tangan yang jelas perbedaannya,” terang Desy Yustiana penunggang Mio.

Paling akhir adalah sistem CVT. Untuk rider yang doyan akselerasi spontan, skubek memiliki kelemahan. Perlakuan memelintir gas harus halus dan diurut baru deh ia bisa berakselerasi bertahap. Jika gas ditutup langsung, ia bakalan ngedrop.

Khusus rider yang suka bawa barang berat, skubek juga punya kelemahan. Sebagai pembanding, motor laki atau bebek misalnya, punya power gede saat gigi rendah, sedang skubek perlu menunggu putaran ideal untuk akselerasi. Hal ini lebih dirasakan jika dalam kondisi beban berat dan tanjakan. Makin ngeden dia!

Penulis/Foto : Isf@n/Herry Axl

0 komentar:

Posting Komentar

Dimana ya ?

 

FEEDJIT Live Traffic Map

Information

Website Meter

free counters

@

online counter

004 -> 03042010

free counters
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

About Me

Foto saya
Muara bengawan solo, MBS_CT101-Msi, Indonesia
SEGALANYA BERAWAL DARI KEYAKINAN, perubahan adalah sesuatu yang abadi... HARAPAN SELALU MEMBERIKAN SEMANGAT UNTUK SELALU BERJUANG...

Blog Archive

Tentang Kami

 

© 2010 Ruang, waktu...